Maraknya lomba burung pleci memunculkan kekhawatiran banyak orang. Semakin marak lomba, maka permintaan terhadap pleci akan naik yang akan mengakibatkan terjadinya penangkapan secara besar-besaran dan akan berujung pada kepunahan pleci. Terlebih hal serupa telah terjadi pada banyak jenis burung yang kini banyak dipelihara bahkan telah berhasil ditangkarkan.
Kita bisa melihat apa yang terjadi dengan perkutut, kacer, jalak suren dan jenis-jenis burung lain yang dulu (atau paling tidak menurut kakek-nenek kita) sangat mudah kita temui di sekitar rumah, namun setelah banyak dipelihara dan nilai ekonominya naik, kini jenis-jenis burung tersebut tidak pernah lagi kita jumpai di sekitar rumah kita.
Sejatinya tidak sedikit pula catatan peneliti yang melaporkan bahwa sekitar tahun 80’an kita bahkan masih bisa menemukan sarang kacer, jalak putih, dan gelatik jawa di atap rumah; juga perkutut, tekukur, ciblek dan banyak jenis lain yang bersarang di pohon-pohon di halaman rumah kita.
Penangkapan burung, terlebih secara besar-besaran memang merupakan salah satu faktor pemicu penyebab kepunahan burung, termasuk pleci, sehingga kekhawatiran banyak orang ini tentu sangat-sangat beralasan. Meski demikian, ada faktor lain yang seringkali berada di luar jangkauan kita yaitu perubahan fungsi lahan dan habitat.
Halaman rumah yang dulu masih mempunyai banyak jenis pohon yang disukai burung karena menyediakan tempat bersarang, berlindung juga makanan, kini telah berganti menjadi garasi mobil, kolam renang, dan kalaupun ada tanaman hanya berisi tanaman hias yang sedap dipandang mata “manusia masa kini” tapi tak bermanfaat untuk burung.
Ringkasnya penyebab kepunahan adalah sifat dasar manusia yang tak berbudaya, yaitu SERAKAH dan RAKUS. Keserakahan dalam pengertian yang luas, tidak hanya serakah terhadap manusia lain tapi juga serakah terhadap makhluk hidup yang lain. Karenanya untuk mencegah burung punah, sebagai makhluk yang berbudaya kita mestinya dapat menciptakan kebiasaan atau budaya baru yang mengatur pemanfaatan kita terhadap semua jenis burung, termasuk pleci.
Menghadirkan sebuah kebudayaan baru memang tidak mudah, terlebih dalam hal hobi yang melibatkan mafia oportunis. Mereka adalah orang-orang yang hanya mencari keuntungan sesaat dari maraknya lomba suatu jenis burung dan akan segera beralih pada jenis burung lain lagi dengan meninggalkan banyak persoalan.
PRODUK BURUNGGACOR.COM
ARTIKEL TERBARU
-
Jangan Anggap Remeh! Kutilang Sutra, Burung Non-Lomba yang Moncer di 2013
-
Jual Murai Batu Medan untuk Pelomba dan Peternak
-
Rumput Gandum Bagus untuk Burung-burung Anda
-
Unik, Spesialis Penetas Telur Burung Paruh Bengkok
-
Jenuh di Rumah? Coba Wisata ke Penangkaran Burung!
-
Burung Angrybird yang Asli Ada di Sini!
-
Beternak Angry Bird? Siapa Takut!
-
Perawatan Saat Mabung
-
Perawatan Sederhana Murai Batu
- Murai Batu Pulau Lasia
- Murai Batu Pulau Lempuyang Aceh
- Murai Batu Nias
- Murai Batu Ekor Hitam "Siemelu/Sinabang"
- Murai Batu Asal Pulau Sabang Aceh
- Atasi Kutu pada Burung
- Tips Agar Mabung Lancar
- Diet Saat Murai Batu Mabung
- Manfaat Penjemuran Murai Batu
- Perilaku Murai Batu yang Bisa Kurangi Penilaian Saat Lomba
- Agar Anda Sukses Menangkarkan Murai Batu
- Murai Batu Ngelowo? Ini Penjelasannya!
- Menangani Murai Batu Mabung
- Beragam Jenis Murai Batu
- Seputar Tips Trik untuk Murai Batu
- Berbagai Mitos tentang Murai Batu
- Manfaat Kerodong Bagi Burung
- Mencegah Kepunahan Burung Pleci
- Berbagai Bentuk Bird Feeder Unik
- Make Birdseed Cakes
- Memikat Burung Colibri Tanpa Harus Ditangkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar